- Persediaan gas rumah kaca di
atmosfir (termasuk karbon dioksida, methan, nitrus oksida dan sejumlah gas yang
muncul dari proses industri) sedang meningkat, sebagai hasil dari kegiatan
manusia. Sumber-sumbernya diringkas dalam Bagan 1 di bawah.
- Tingkat persediaan gas rumah kaca di
atmosfir saat ini sama dengan sekitar 430 parts per million (ppm atau
bagian per juta) CO2 , dibandingkan dengan hanya 280ppm sebelum Revolusi
Industri.
- Konsentrasi ini sudah mengakibatkan
dunia memanas lebih dari setengah derajat Celsius dan akan menuju paling tidak
setengah derajat pemanasan lebih jauh sampai beberapa dekade mendatang, karena
inersia dalam sistem iklim.
- Bahkan jika arus emisi tahunan tidak
meningkat melebihi tingkat saat ini, persediaan gas rumah kaca di atmosfir akan
mencapai dua kali lipat tingkat pra-industri di tahun 2050 – yaitu 550ppm CO2e
– dan akan terus tumbuh setelahnya. Tetapi arus emisi tahunan semakin cepat,
bersama ekonomi yang tumbuh dengan cepat berinvestasi di infrastruktur
karbon-tinggi dan dengan meningkatnya permintaan energi dan transportasi di
seluruh dunia. Tingkat 550ppm CO2e dapat dicapai dengan dini di tahun 2035.
Pada tingkat ini ada paling tidak kemungkinan sebesar 77% – dan kemungkinannya
bisa sampai 99% , tergantung pada model iklim yang digunakan – bahwa kenaikan
suhu rata-rata global akan melebihi 2°C.
- Di bawah sebuah skenario BAU, persediaan gas rumah kaca dapat menjadi lebih dari tiga kali
lipat di akhir abad ini, memberikan paling tidak 50% resiko bahwa perubahan
suhu rata-rata global melebihi 5°C selama abad mendatang.
- Hal ini akan membawa manusia ke
dalam teritori yang tidak diketahui.
- Sebuah ilustrasi skala akan
peningkatan semacam itu adalah bahwa saat ini kita hanya sekitar 5°C lebih
panas dari zaman es yang lalu.
Kerusakan dari perubahan iklim akan mempercepat pemanasan dunia.
- Pemanasan dapat menyebabkan
pergeseran pola cuaca regional secara tiba-tiba seperti hujan angin di Asia
Selatan atau fenomena El Niño – perubahan yang akan menyebabkan konsekuensi
berat untuk ketersediaan air dan banjir di daerah-daerah tropis dan mengancam
hajat hidup jutaan orang.
![]() |
- Sejumlah penelitian mengatakan bahwa
hutan hujan Amazon dapat rentan terhadap perubahan iklim, dengan model-model
yang memproyeksikan kekeringan yang signifikan di daerah ini. Satu model,
contohnya, menemukan bahwa hutan hujan Amazon dapat rusak secara signifikan,
dan mungkin tak dapat dikembalikan seperti semula oleh pemanasan sebesar 2 -
3°C.
- Lapisan es yang meleleh atau hancur
pada akhirnya akan mengancam lahan yang saat ini menjadi rumah untuk 1 dari 20
orang.
- Emisi telah, dan akan terus,
didorong oleh pertumbuhan ekonomi; tetapi stabilisasi konsentrasi gas-rumah
kaca di atmosfir dapat dikerjakan dan konsisten dengan pertumbuhan yang
berkelanjutan.
- Mencapai pemotongan besar pada emisi
ini akan membutuhkan biaya. Tinjauan ini memperkirakan biaya tahunan
stabilisasi pada 500-550ppm CO2e adalah sekitar 1% dari GDP di tahun 2050 –
sebuah tingkat yang signifikan tetapi dapat ditangani.
hal tersebut merupakan bukti dan dampak dari adanya perubahan iklim yang juga di akibatkankarena meningkatnya permintaan energi di seluruh dunia. Oleh karena itu, mari kita mulai pola hidup hemat energi dari diri sendiri. :)
hal tersebut merupakan bukti dan dampak dari adanya perubahan iklim yang juga di akibatkankarena meningkatnya permintaan energi di seluruh dunia. Oleh karena itu, mari kita mulai pola hidup hemat energi dari diri sendiri. :)
sumber: STERN’S REPORT (ekonomi sumber daya alam dan lingkungan)
postingan ini untuk mengikuti blog competition http://www.konservasienergiindonesia.info/activities/energy-efficiency-blog-competition
Terima kasih, artikelnya sangat membantu :)
BalasHapus